TEMPO.CO, Jakarta - Australia sudah lama melakukan aksi mata-mata terhadap Indonesia. Kedutaan besarnya di Jakarta adalah pos pertama intelijen Australia, Australian Secret Intelligence Service (ASIS), di luar negeri.
Sir Walter Crocker, Duta Besar Australia di Indonesia pada 1955-1956, memberi indikasi bahwa Defense Signal Directorate (kini ASD) secara rutin bisa membaca pesan diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950-an.
Majalah Tempo edisi Senin, 25 November 2013 mengulas soal heboh penyadapan Australia ini. Penyadapan dianggap praktik wajar, kecuali ketahuan. Di bawah ini adalah beberapa laporan tentang aksi penyadapan Australia terhadap Indonesia, atau sebaliknya.
# 1950-an
Duta Besar Australia di Indonesia Sir Walter Crocker (1955-1956) dalam biografinya mengakui, lembaga sandi Australia, Defense Signal Directorate (Australian Signal Directorate) secara rutin memecahkan sandi diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950. Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjadi stasiun pertama badan intelijen Australia, Australian Secret Intelligence Service (ASIS), di luar negeri.
# 1960-an
Badan intelijen sinyal Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), membantu Defence Signal Directorate memecahkan kunci alat sandi produksi Swedia, Hagelin, yang digunakan Kedutaan Besar Indonesia di Darwin Avenue, Canberra.
#1970-an
Pos pemantauan lainnya adalah Stasiun Penerima Shoal Bay di dekat Darwin. Dua fasilitas ini, yang menargetkan komunikasi militer Indonesia, dioperasikan jarak jauh dari markas besar DSD di Russell Hill, Canberra.
# 1980-an...